Cara Mencegah Kelelahan di Tempat Kerja: 9 Strategi Efektif

Burnout bukan hanya tentang merasa lelah-ini adalah tentang stres berkepanjangan yang menyebabkan ketidakterlibatan, frustrasi, dan bahkan masalah kesehatan. Blog ini membahas sembilan cara yang dapat dilakukan untuk mencegah burnout di tempat kerja dan bagaimana platform seperti Empuls dapat membantu

Written by Karishma Bhatnagar, 10 Aug 2025

Kelelahan bukan hanya tentang merasa terlalu banyak bekerja-ini adalah masalah serius yang memengaruhi produktivitas, moral, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Dengan meningkatnya beban kerja, konektivitas digital yang konstan, dan ekspektasi tempat kerja yang tinggi, karyawan di seluruh industri mengalami tingkat stres yang tinggi. Jika tidak ditangani, burnout dapat menyebabkan ketidakpuasan, tingkat perputaran karyawan yang tinggi, dan bahkan masalah kesehatan jangka panjang.

Mencegah kelelahan di tempat kerja bukan hanya tentang mengambil waktu istirahat sesekali-ini membutuhkan pendekatan proaktif dari karyawan dan pemberi kerja. Mulai dari menetapkan ekspektasi yang realistis hingga mendorong keseimbangan kehidupan kerja, memahami cara mencegah kelelahan di tempat kerja dapat membuat perbedaan besar dalam menciptakan lingkungan kerja yang berkelanjutan dan sehat.

Dalam panduan ini, kita akan membahas strategi yang efektif untuk mengurangi kelelahan di tempat kerja dan menumbuhkan budaya di mana karyawan merasa dihargai, termotivasi, dan didukung.

Apa yang dimaksud dengan kelelahan di tempat kerja dan apa penyebabnya?

Kelelahan di tempat kerja adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh stres dan frustrasi yang berkepanjangan di tempat kerja. Pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1974 dalam bukunya Burnout: The High Cost of High Achievement, istilah ini menggambarkan kepunahan motivasi atau insentif, terutama ketika dedikasi seseorang terhadap suatu tujuan atau pekerjaan gagal membuahkan hasil yang diharapkan.

Tidak seperti stres sehari-hari, kelelahan tidak akan hilang hanya dengan tidur nyenyak atau istirahat sejenak. Hal ini akan menumpuk seiring berjalannya waktu, membuat karyawan merasa lelah, tidak termotivasi, dan tidak bersemangat. Kelelahan yang luar biasa ini dapat bermanifestasi sebagai sikap apatis terhadap tanggung jawab pekerjaan, penurunan kinerja, dan hilangnya identitas pribadi di tempat kerja.

Kelelahan sering kali merupakan hasil dari gabungan beberapa pemicu stres di tempat kerja dan pribadi. Beberapa faktor yang paling umum meliputi:

1.Excessive workload

Employees feel overwhelmed by unrealistic deadlines and heavy responsibilities.

2.Lack of control

Unclear job expectations or limited decision-making power can contribute to stress.

3.Insufficient support

A lack of communication, feedback, or recognition from management can make employees feel undervalued.

4.Poor work-life balance

Long hours and constant work pressure prevent employees from disconnecting and recharging.

5.Toxic work environment

Conflict with colleagues or workplace politics can add to mental strain.

Memahami penyebab-penyebab ini dapat membantu perusahaan dan karyawan mengambil langkah proaktif untuk mencegah kelelahan di tempat kerja sebelum meningkat menjadi masalah serius. Mengatasi stres di tempat kerja, menumbuhkan budaya yang mendukung, dan mempromosikan kesejahteraan dapat secara signifikan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.

7 warning signs of workplace burnout

Mengenali tanda-tanda awal kelelahan sangat penting untuk mencegah stres jangka panjang dan ketidakpuasan kerja. Ketika karyawan mengalami kelelahan, produktivitas, motivasi, dan kesejahteraan mereka menurun, yang menyebabkan meningkatnya perputaran karyawan dan ketidakpuasan di tempat kerja. Berikut adalah tujuh tanda peringatan utama dari kelelahan di tempat kerja:

1. Kelelahan terus-menerus dan kekurangan energi

Karyawan yang mengalami burnout sering kali merasa lelah secara fisik dan mental, tidak peduli berapa banyak istirahat yang mereka dapatkan. Mereka berjuang untuk tetap berenergi sepanjang hari, sehingga tugas-tugas sederhana pun terasa melelahkan.

2. Berkurangnya kinerja dan produktivitas

Penurunan kualitas kerja yang nyata, tenggat waktu yang terlewat, atau kurangnya fokus dapat mengindikasikan kelelahan. Karyawan mungkin kesulitan untuk menyelesaikan tugas yang sebelumnya dapat mereka tangani dengan mudah, dan sering kali merasa kewalahan dengan beban kerja mereka.

3. Meningkatnya iritabilitas dan frustrasi

Kelelahan dapat menyebabkan kelelahan emosional, membuat karyawan menjadi lebih mudah tersinggung dan pemarah. Mereka mungkin menjadi mudah frustrasi dengan rekan kerja, manajer, atau bahkan tugas-tugas rutin, sehingga menciptakan ketegangan di tempat kerja.

4. Kurangnya motivasi dan keterlibatan

Karyawan yang dulunya berinisiatif dan menikmati pekerjaan mereka mungkin menunjukkan ketidakterlibatan. Mereka mungkin menghindari tantangan baru, kurang berkontribusi dalam diskusi, atau terlihat acuh tak acuh terhadap tanggung jawab mereka.

5. Gejala fisik (sakit kepala, insomnia, sering sakit)

Stres kronis berdampak pada kesehatan fisik. Sering sakit kepala, masalah pencernaan, ketegangan otot, dan sulit tidur dapat menjadi tanda peringatan kelelahan. Sistem kekebalan tubuh yang melemah juga dapat mengakibatkan lebih seringnya Anda jatuh sakit.

6. Sinisme dan ketidakpedulian terhadap pekerjaan

Karyawan yang mengalami burnout sering kali memiliki pandangan negatif terhadap pekerjaan, rekan kerja, atau perusahaan. Mereka mungkin merasa tidak terhubung dengan pekerjaan mereka, meragukan kontribusi mereka, atau menjadi acuh tak acuh terhadap tujuan organisasi.

7. Meningkatnya ketidakhadiran dan pengunduran diri

Sering terlambat, absen tanpa alasan yang jelas, atau menghindari interaksi dalam tim dapat mengindikasikan kelelahan. Karyawan mungkin menarik diri dari pertemuan-pertemuan acara sosial, atau bahkan berhenti merespons email dan pesan karena mereka berjuang untuk mengatasi stres.

Dampak buruk dari kelelahan di tempat kerja

Jika tidak ditangani sejak dini, mengurangi kelelahan di tempat kerja menjadi semakin menantang, yang mengarah pada konsekuensi kesehatan yang serius.

Some of the symptoms of workplace burnout are excessive stress, fatigue, insomnia, heart disease, high blood pressure, and a compromised immune system. Personal consequences of burnout could include alcohol abuse, isolation from friends and family, irresponsibility with finances, and an inability to fulfill responsibilities.

Burnout memengaruhi lingkungan psikososial karyawan, sehingga mengganggu kinerja mereka di tempat kerja.

Beberapa dampak buruk dari kelelahan di tempat kerja adalah:

  1. Pengunduran diri dari pekerjaan
  2. Produktivitas yang lebih rendah
  3. Penurunan kepuasan kerja
  4. Konflik yang lebih besar dengan rekan kerja

Satu karyawan yang kelelahan dapat memengaruhi kinerja seluruh tim. Karyawan tersebut dapat menurunkan moral tim dan menyeret yang lainnya. Kelelahan juga mengakibatkan tingginya angka ketidakhadiran di tempat kerja.

Ketidakhadiran ini mempengaruhi lingkungan kerja di sekitar karyawan. Jika pekerjaan tidak selesai tepat waktu, anggota tim lain tidak dapat melakukan pekerjaan mereka. 

Siklus ini sering kali menyebabkan tingkat turnover yang tinggi. 

💡
💡 A sebuah studi terhadap para pemimpin SDM menemukan bahwa 46% menyatakan bahwa kelelahan karyawan bertanggung jawab atas hingga 50% perputaran karyawan. Hal ini menyoroti kebutuhan mendesak bagi organisasi untuk fokus pada cara menghindari kelelahan di tempat kerja dengan menumbuhkan lingkungan kerja yang lebih sehat dan seimbang.

Manfaat menghindari kelelahan di tempat kerja

💡
💡 A sebuah studi terhadap 1.000 pekerja di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa meskipun banyak karyawan yang sangat terlibat dalam pekerjaan mereka, mereka juga kelelahan dan hampir meninggalkan organisasi mereka. Hal ini menyoroti pentingnya memahami cara mencegah kelelahan di tempat kerja dan mengambil tindakan proaktif untuk mengatasinya.

Perusahaan harus memprioritaskan pencegahan kelelahan di tempat kerja untuk mendukung kesejahteraan karyawan dan mempertahankan tenaga kerja yang produktif dan termotivasi. Manfaat dari tempat kerja yang bebas dari kelelahan jauh lebih besar daripada manfaat bagi individu:

1.Happier employees

A well-balanced work environment leads to employees who feel more satisfied and motivated, making them more willing and able to perform their tasks effectively.

2.Stronger team morale

Burnout is contagious; one exhausted employee can negatively impact the entire team, lowering overall efficiency and collaboration.

3.Higher productivity

A company that focuses on avoiding burnout at work ensures employees stay engaged and committed, improving overall output and performance.

4.Better business outcomes

Reducing stress-related disengagement helps companies meet their goals faster and with better quality.

A happy, energized workforce is likelier to stay committed, take ownership of their responsibilities, and align their efforts with the company’s primary objectives. By focusing on preventing burnout in the workplace, organizations can create a sustainable work environment that benefits both employees and the business.

Bagaimana cara mencegah kelelahan di tempat kerja?

These six tips to avoid workplace burnout will help you improve employee engagement and productivity.

1. Meringankan tekanan dengan mengurangi permintaan yang tidak terjangkau

Terkadang, ketika pekerjaan terus berdatangan, mudah sekali untuk merasa bahwa segala sesuatunya tidak mungkin. Harus ada penekanan pada proyek dan tujuan yang dapat dicapai.

Membangun budaya tempat kerja yang kuat di mana menunjukkan tanda ketika merasa lelah dan kewalahan adalah hal yang wajar. Manajemen senior harus memberikan contoh dan bertanya kepada karyawan secara teratur apakah mereka kesulitan dengan beban kerja mereka. Hal ini dapat dilakukan selama rapat harian atau mingguan.

Doronglah batasan-batasan dan pastikan karyawan Anda tahu kapan mereka boleh mengatakan "tidak" pada sesuatu. Filosofi yang baik adalah "Katakan ya pada orangnya, tetapi tidak pada tugasnya." Filosofi ini memungkinkan Anda untuk bersikap tegas namun tetap bersahabat.

2. Ikuti hasrat

Orang akan bekerja lebih keras dalam posisi yang mereka sukai. Sebaiknya ciptakan peran baru atau pindahkan karyawan yang terampil ke posisi yang mereka sukai.

Sebagai seorang manajer, memindahkan karyawan terbaik Anda mungkin menjadi tantangan tersendiri, terutama jika Anda merasa peran tertentu cocok untuk mereka. Membiarkan karyawan menemukan posisi yang sesuai dengan minat mereka selalu memiliki risiko. Namun, dengan membiarkan karyawan Anda mengikuti minat mereka akan menciptakan lingkungan yang penuh kreativitas.‍

Menurut penelitianguru dapat mengembangkan pola pikir kreatif dengan memupuk passion mereka. Hal ini juga dapat diterapkan pada peran manajer untuk memimpin dengan memberi contoh. Sebagai seorang manajer, tugas utama Anda adalah membantu tim Anda meningkatkan keterampilan mereka.

2. Mengakui kontribusi, besar dan kecil

Hanya sedikit hal yang dapat mendemotivasi karyawan selain merasa tidak terlihat di tempat kerja. Ketika karyawan secara konsisten berusaha tanpa pengakuan, kelelahan menjadi lebih mungkin terjadi. Pengakuan yang teratur-baik dari rekan kerja atau pimpinan-membantu karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus maju.

Xoxoday Empuls enables organizations to create a culture of appreciation, making it easy to celebrate achievements, acknowledge hard work, and ensure employees know their contributions matter.

4. Menjaga jam kerja yang wajar

Solusi ini sederhana. Kelelahan dapat terjadi ketika jam kerja yang ketat tidak diterapkan, baik oleh pemberi kerja maupun karyawan. Pastikan karyawan Anda mematikan komputer saat mereka perlu.

Tugas ini mungkin sulit ketika pekerjaan Anda dapat diakses dengan mudah di ponsel, tetapi Anda harus menetapkan jam kerja khusus untuk bekerja. Doronglah hal ini dengan karyawan Anda dan bersikaplah fleksibel dengan apa yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan setiap hari.

Di NICEsebuah perusahaan CX senilai $1 miliar, mereka mendorong karyawannya untuk mengambil cuti beberapa hari setelah, atau bahkan selama, proyek-proyek yang penuh tekanan. Hal ini memungkinkan mereka untuk berkumpul kembali dan kembali bekerja dengan pikiran yang segar. Mereka juga menggunakan gamifikasi untuk membuat karyawan tetap terlibat dan termotivasi.

5. Jaga agar komunikasi tetap terbuka dan jujur

Stres di tempat kerja tidak hanya berasal dari beban kerja, namun juga berasal dari ekspektasi yang tidak jelas, kurangnya dukungan, dan perasaan tidak didengar. Mendorong percakapan terbuka tentang tantangan dan kesejahteraan memastikan karyawan merasa nyaman untuk menyampaikan kekhawatiran sebelum mereka mencapai tahap kelelahan.

Xoxoday Empuls helps companies stay connected with their teams by facilitating regular check-ins and feedback loops. Organizations can use insights to address employee concerns proactively and create a supportive work environment

6. Mengambil hari kesehatan mental

Mendorong karyawan untuk mengambil hari kesehatan mental dapat mencegah penurunan moral. Ketika karyawan mengetahui bahwa manajer mereka mendukung hari kesehatan mental, hal ini akan mengurangi kekhawatiran untuk meminta cuti.

Research by PWC shows that for every $1 spent making the workplace mentally healthy, the return is $2.30 because employees are more productive, reducing absenteeism. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa mendorong hari kesehatan mental membuat lingkungan kerja yang lebih baik dan menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang.

Menjadi tugas manajemen untuk memastikan bahwa semua karyawan senang dan puas dengan lingkungan kerja mereka. Anda harus memastikan bahwa semua orang dalam tim Anda merasa aman dan nyaman.

7. Mendorong keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi

Manajer perlu mendukung karyawan mereka ketika membutuhkan keseimbangan kehidupan kerja. Tidak banyak yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan ini karena karyawan mungkin bekerja berjam-jam untuk menyelesaikan tugas tepat waktu.

Ini adalah langkah lain di mana memimpin dengan memberi contoh sangat membantu. Karyawan enggan mengambil cuti atau pulang kerja tepat waktu jika manajemen senior tidak melakukan hal yang sama. Sangat sehat bagi mereka untuk melihat atasan mereka pulang lebih awal atau mengambil cuti.

Sebaiknya dorong karyawan Anda untuk mengambil waktu liburanterutama setelah mengalami masa-masa yang penuh tekanan di tempat kerja. Mungkin juga merupakan ide yang baik untuk membatasi berapa banyak waktu liburan yang dibawa ke tahun berikutnya sehingga karyawan lebih cenderung menggunakan hari liburan mereka.

Di Maestro Healthmereka mendorong karyawannya untuk "pulang" selama waktu istirahat. Meskipun sulit untuk memutuskan hubungan kerja, mereka mendorong karyawan untuk mempertimbangkan seberapa mendesak hal-hal tersebut dan apakah bisa menunggu hingga pagi hari.

Hal ini memungkinkan karyawan untuk lebih menikmati waktu libur mereka tanpa harus menghadapi tekanan pekerjaan yang tidak perlu setiap saat.

8. Mendidik staf tentang kelelahan dan manajemen stres

Langkah ini sangat penting karena banyak orang yang tidak mendeteksi tanda dan gejala kelelahan secara memadai. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Tinjau kembali tanda-tanda kelelahan atau demotivasi dengan karyawan Anda selama rapat staf. Sebaiknya Anda juga menuliskannya dalam memo agar mudah diakses. Sebaiknya bawa ke manajer jika mereka menunjukkan tanda-tanda kelelahan, seperti stres dan sulit tidur. Selain itu, manajer dapat membantu mengedukasi karyawan tentang teknik manajemen stres.

Manajer dapat membimbing orang lain di berbagai bidang seperti keterampilan manajemen waktu dan produktivitas. Dorong mereka untuk menggunakan aplikasi kesadaran untuk menjalani meditasi yang dipandu dan melacak suasana hati mereka.

9. Mempromosikan kesejahteraan lebih dari sekadar pekerjaan

Kelelahan tidak selalu tentang pekerjaan, namun juga bisa berasal dari kesehatan mental yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, atau stres secara umum. Mendorong program kesehatan, lokakarya manajemen stres, atau bahkan aktivitas tim yang santai dapat menciptakan pendekatan yang lebih seimbang terhadap keterlibatan karyawan.

Empuls membuatnya lebih mudah untuk mengintegrasikan program kesehatan ke dalam budaya perusahaan, membantu tim terlibat dalam inisiatif yang memprioritaskan kesejahteraan mental dan fisik.

Prevent workplace burnout with Xoxoday Empuls

Kelelahan kerja terjadi ketika karyawan merasa terlalu banyak bekerja, kurang dihargai, dan tidak terhubung. Mencegahnya membutuhkan lebih dari sekadar check-in-dukungan proaktif, pengakuan, dan budaya yang memprioritaskan kesejahteraan. Empuls mempermudah hal ini.

1.Recognize efforts before burnout hits

Appreciation reassures employees their challenging work matters. Xoxoday Empuls integrates recognition into daily workflows, reinforcing a sense of value.

2.Encourage open communication

When employees feel unheard, stress rises. Empuls’ survey tool captures honest feedback, helping leaders act before burnout escalates.

3.Support well-being with meaningful perks

Paychecks aren’t enough. Empuls offers tax-free fringe benefits and wellness perks that enhance physical, mental, and financial well-being.

4.Promote work-life balance with thoughtful rewards

Xoxoday Empuls’ milestone rewards encourage employees to recharge, preventing burnout before it starts.

5.Strengthen team connections

Feeling isolated accelerates burnout. Xoxoday Empuls’ social intranet fosters collaboration and engagement, keeping employees connected.

Burnout prevention isn’t just about workloads—it’s about creating a culture where employees feel valued and supported. Xoxoday Empuls helps organizations build a healthier, more engaged workplace.

‍Pemikiran akhir

Meskipun burnout dapat memberikan banyak dampak buruk bagi karyawan dan perusahaan, namun hal ini dapat dicegah dengan mempromosikan lingkungan kerja yang lebih terbuka.

To simplify this, Xoxoday Empuls offers a comprehensive employee engagement solution that makes open communication and feedback as simple as 123! With Xoxoday Empuls, you can easily spot absenteeism trends and ensure that those employees are right.

Yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa karyawan yang berisiko mengalami burnout perlu mengembalikan keseimbangan hidup mereka, dan perusahaan Anda harus fokus untuk mendukung mereka dan memberikan alat yang dibutuhkan untuk meredakan stres.

Artikel terkait

Jadwalkan demo dengan pakar pertunangan kami

Kami ingin mempelajari budaya Anda dan menunjukkan kepada Anda bagaimana Empuls dapat membantu Anda membina hubungan, umpan balik, motivasi dan kesejahteraan di perusahaan Anda.

Minta demo